Senin, 30 November 2015

Natal

Natal
Begitulah mereka menyebutnya.
Hari dimana orang2 berkumpul hanya untuk memamerkan gaun indahnya.
Hari dimana aku dan mereka ingin menjadi sempurna.

Natal 
Begitulah aku menyebutnya.
Hari dimana selalu kujalani dan kujalani
Lalu tak pernah mengerti apa sesungguhnya artinya.
Seperti dogeng klasik yang diceritakan oleh nenekku.
Seperti aturan yang harus kujalani di sekolah gubuk tua ku.
Selalu ku dengar dan ku jalani, namun terlalu ambigu untuk ku mengerti.

Apa sesungguhnya arti sang natal ?
Apakah ketika orang-orang berlomba membenarkan agama mereka
dan mengolok-olok kepercayaan orang lain ?

Apakah ketika sekelompok malaikat mengolok-olok seorang iblis
dan mencela sang pendosa ?

Apa itu sang natal.
Akankah natal hanya untuk mereka yang memiliki gaun indah.
Lalu gaun usang milikku tak pantas merayakannya ?
Akankah natal hanya untuk mereka yang memiliki sepatu kaca.
Lalu sandal jepit tua di kaki ku tak pantas menyentuhnya ?

Akankah natal hanya untuk mereka yang memiliki keluarga.
Lalu kami yang tinggal di jalanan tak pantas menyapanya ?
Akankah natal hanya untuk mereka yang mengganggap dirinya benar.
Lalu aku sang pendosa tak pantas bersamanya ?




Anastasia Steele, S1 Manajemen 2015




Tidak ada komentar:

Posting Komentar